Friday, April 1, 2011

Syarat Busana Muslimah

Allah SWT telah menjelaskan syarat-syarat yang wajib dipenuhi bagi pakaian wanita Islam dalam firmannya :

Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS Alhzab : 59 )
Dan firman-Nya :
زِينَتِهِنَّ مِنْ يُخْفِينَ مَا لِيُعْلَمَ بِأَرْجُلِهِنَّ يَضْرِبْنَ وَلا
Artinya :
“ Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui hiasan yang mereka sembunyikan “.
Untuk penutup kepala, telah Allah jelaskan dengan firman-Nya
زِينَتَهُنَّ يُبْدِينَ وَلا جُيُوبِهِنَّ عَلَى بِخُمُرِهِنَّ نَلْيَضْرِبْوَ
Artinya :
“ Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya. ( An Nuur ; 31 )
Allah SWT juga melarang wanita berlagak dan mempertontonkan kecantikannya, dalam firman Allah QS Al Ahzab :33 yang artinya “ Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dulu. ( QS Al Ahzab : 33 )

“Dulu di zaman jahiliyah sebelum kedatangan Islam, kaum wanita banyak yang melemparkan ujung kerudung kepala mereka kea rah punggung mereka, dengan memperlihatkan leher dan telinga mereka. Dengan Ayat di atas Allah melarang perbuatan seperti itu”.

Rasulullah juga bersabda :
“ Dan dari abu Hurairah ra. Berkata : Sabda Rasulullah SAW : “ ada dua golongan ahli neraka yang aku belum pernah melihatnya, yaitu kaum lelaki yang memegang cemeti bagaikan ekor sapi yang dipukulkan pada orang lain, dan operempuan yang berpakaian tapi telanjang, serong dan menyerongkan , kepala-kepala mereka seperti unta-unta yang miring. Mereka tidak bisa masuk surge dan tidak bisa merasakan baunya. Padahal bau surga itu dapat dirasakan dari jarak sekian, sekian “.

Asy Syaukani mengatakan : “Kata-kata dua golongan ahli neraka dapat diartikan sebagai kecaman terhadap dua golongan tersebut, bahkan menurut Imam Nawawi, hadits ini termasuk sekian banyak mu’jizat Nabi. Karena kedua golongan itu sekarang benar-benar ada, padahal kita hidup ratusan tahun setelah Nabi”.

Asy syaukani meneruskan keterangannya : adapun kata-kata “ berpakaian tapi telanjang menurut salh seorang ulama maksudnya : mau menikmati anugerah Allah tapi enggan menyukurinya. Ada juga yang mengartikannya : menutupi sebagian tubuhnya dan membiarkan sebagian lain terbuka, agar kecantikannya dilihat orang lain. Berarti mereka telanjang juga. Sementara ada juga yang mengartikannya memakai pakaian tipis temaram sehingga warna kulitnya kelihatan. Ulama lain mengatakan bahwa mereka memakai pakaian yang ketat sehingga membentuk lekuk tubuh. Pendapat itu semuanya benar. Karena wanita  yang berpakain seperti  itu sama artinya dengan “ telanjang “ dari rasa syukur akan nikmat Allah, tapi nikmat Allah itu dipakainya juga. Jadi semua pendapat di atas tidaklah bertentangan.

“Serong” maksudnya tak mau  mematuhi perintah Allah , tak sudi memelihara apa yang diperintahkan Allah, tak sudi memelihara apa yang diperintahkan Allah memeliharanya. “Menyerongkan” : mengajak wanita-wanita lain agar meniru perbuatannya. Tapi ada juga ulama yang mengatakn : berlenggak-lenggok jalannya dengan menggoyang-goyangkan pundak mereka. Sedang ulama lainnya mengatakan, berjalan meniru tingkah laku pelacur.

“Kepala mereka seperti punuk-punuk unta “ maksudnya, mereka atur kepala mereka sedemikian rupa dengan kerudung, ikat kepala atau yang lainnya yang menarik hingga orang tertawa melihatnya. “Al-Bukht” adalah unta Khurasan dengan punuk yang tinggi. Yakni suatu gambaran dari wanita yang mensasak rambut kepalanya tinggi-tinggi seperti yang kita lihat saat ini.

Mengakhiri keterangannya , Asy Syaukani mengatakan bahwa hadis di atas ditulis oleh penyusunnya sebagai dasar pengharaman atas pakaian wanita yang masih menampakkan warna maupun bentuk tubuh, hal mana juga merupan salah satu tafsir dari ayat tersebut diatas, dan pemberitahuab bahwa siapapun yang melakukan perbuatan seperti itu adalah termasuk penghuni neraka kelak, bahkan  mencium bau surge saja tidak, padahal keharuman surha itu sudah bisa dirasakan dari jarak perjalanan lima ratus tahun ; adalah suatu ancaman berat yang menunjukkan betapa tinkat keharaman dari apa yang terkandung dalam hadis, yaitu sifat-sifat dua golongan yang tak perlu kita tiru.

Dari keterangan di atas, dapat kita simpulkan bahwa pakaian wanita memenuhi sifat sebagai berikut :
1.      Menutupi seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan.
2.      Tidak ketat sehingga masih menampakkan lekuk tubuh.
3.      Tidak tipis sehingga warna kulit masih bisa dilihat.
4.      Tidak menyerupai laki-laki.
5.      Tidak berwarna mencolok sehingga menarik perhatian orang .
6.      Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.
7.      Dipakai bukan dengan maksud memamerkannya.

Semoga seluruh muslimah terbuka hatinya dalam menerima dan menerapkan aturan yang dibuat oleh Tuhannya sendiri. WAllahua’lam 
==============================================================================================
yang, dari, ini, adalah, Muslimah, kami, muslimah, akan, atau, karena, Muslim, oleh, saya, bisa, Islam, Rp, pada, sudah, telah, yg,
Allah, yang, dari, kepada, ini, adalah, Islam, orang, God, Muslims, kita, mereka, Arabic, oleh, ada, saya, bahwa, Nya, karena, makayang, Jilbab, Rp, ini, jilbab, dari, kami, atau, Kerudung, bahan, warna, cantik, Paris, kerudung, Harga, pada, Cantik, bisa, grosir, juga
read more "Syarat Busana Muslimah"

Thursday, March 31, 2011

Suara Wanita, Aurat?

Dalam fiqih ‘Ala Madhazib al Arba’ah ada disebutkan : “ Suara perempuan bukanlah aurat. Karena istri-istri nabi pun berbicara pada shahabat beliau. Para shahabat itu mendengarkan hokum-hukum agama yang diajarkan oleh para ummul mu’minin. Namun demikian, mendengar suara wanita tetaplah haram jika dikhawatirkan tergoda dengannya, sekalipun suara itu didengar ketika membaca Al Qur’an.

Begitu pula wanita yang menghadap Amirul Mu’minin Umar bin Khattab ketika beliau hendak membatasi mahar ( maskawin ) baginya, maka dibacakanlah wanita itu firman Allah SWT

“Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepadanya harta yang banyak, maka janganlaj kamu mengambil kembali daripadanya barang sedikitpun.( QS Annisa’ )

Seketika itu berkatalah Umar bin Khattab : ”Benarlah wanita dan salahlah ‘Umar “. Andaikan suara wanita itu aurat, pastilah amirul Mu’minin mencegah dia membaca sesuatu.

Jadi jelaslah suara wanita itu memang bukan aurat. Tapi sengguh pun begitu, kalau ada suaranya dengan membangkitkan nafsu laki-laki terhadapnya, dengan melembutkan dan melemah gemulaikan , atau suaranya memang lemah gemulai bisa membangkitkan gejolak laki-laki, hal itu dilarang. Dalilnya ialah Allah SWT berfirman

      “ Maka  janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang (menyimpan penyakit dalam hatinya). QS Al Ahzab : 32

============================================================
yang, dari, ini, bahwa, mereka, oleh, adalah, kitab, Kitab Suci, atau, ada, kepada, telah, juga, karena, bisa, dapat, pada, tersebut, Kitab,yang, atau, dari, adalah, mereka, ini, wanita, aurat wanita, aurat, Aurat, kepada, ada, Allah, juga, orang, pada, perempuan, laki-laki, oleh, bahwa,Allah, yang, dari, kepada, ini, adalah, Islam, God, orang, Muslims, kita, mereka, oleh, Arabic, ada, saya, bahwa, Nya, karena, maka,Islam, yang, ini, adalah, Muslim, dari, orang, Allah, oleh, kepada, kita, lain yang, mereka, atau, pada, ada, Libya, 
read more "Suara Wanita, Aurat?"

Wednesday, March 30, 2011

Bertakwa kepada Allah

 Ada beberapa cara agar seorang hamba selalu berhubungan dengan Allah SWT, dan jika seorang hamba meninggalkan jalan-jalan ini maka tidak tergolong hamba yang baik. Artinya, kalau seorang wanita tidak selalu berhubungan dengan Allah SWT, berbuat dan beramal tidak untuk Allah, maka bukanlah termasuk hamba shalih. Beberapa jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT  adalah :
Dzikir ( Mengingat Allah SWT )
Syarat pertama untuk menjadi hamba shalih adalah adalah dengan dzikir kepada Allah, mengagungkan Allah, mensucikannya, membaca tasbih “ SubhanAllah “, melakukan pujian kepada – Nya, dan yang diperbuat tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah. Dzikir kepada Allah dapat dilakukan dengan lisan dan hati, yaitu :
a.       Dzikir dengan lisan berarti menyebut nama-Nya berulang kali, menyebut sifat-sifat Nya berulang-ulang, atau puji-pujian kepadanya .
b.      Dzikir kepada Allah dengan hati, yaitu menghadirkan kebesaran dan keagungan-Nya di dalam diri dan jiwanya sendiri, sehingga mendarah daging.
Mendekat Kepada Allah
Syarat yang kedua untuk menjadi hamba yang Shalih adalah mendekat kepada Allah SWT. Adapun yang dimaksud dengan mendekat kepada Allah adalah bahwa seorang hamba tahu sepenuhnya bahwa Allah selalu melihatnya, dan apapun yang dilakukannya selalu dalam pandangan dan pengawasan Allah, bahkan apa saja yang terlintas dalam hati dapat diketahui oleh Allah.
Mendekat kepada Allah adalah suatu kewajibanbagi setiap hamba, baik laki-laki atau perempuan. Allah Ta’ala berfirman.
وَاقْتَرِبْ وَاسْجُدْ تُطِعْهُ لَا كَلَّا
sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan) ( QS al ‘Alaq 19 )

Takut kepada Allah
Syarat yang ketiga untuk menjadi hamba shalihah adalah takut kepada Allah, karena takut kepada Allah adalah salah satu sifat dari orang-orang mukmin, dan dapat mendorong untuk mendaoatkan amal ibadah kepada-Nya. Bahkan dengan sifat takut kepada Allah itu akhirnya timbulperasaan dalam jiwanya bahwa dirinya selalu diliputi pengawasan Allah dan tidak akan berani berbuat yang dapat menyebabkan kemurkaan Allah. Takut kepada Allah adalah sikap mental yang mendorong orang bersikap zuhud, sebab dengan timbulnya sifat ini manusia akan merasa bahwa segala gerak-geriknya senantiasa dalam pandangan Allah.
Takut kepada siksa Allah
Syarat untuk menjadi wanita shalihah adalah takut terhadap siksa Allah, maka seorang hamba akan selalu tunduk kepada syariat-Nya, tidak berani mengerjakan larangan-Nya. Dan takut kepada siksa Allah adalah suatu ajaran yang diberikan kepada manusia sebagaimana firman-Nya :
Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku."Q.S Al An’am 15
Ikhlas dalam Beramal
Ikhlas dalam beramal yaitu melakukan kebajikan semata-mata karena Allah, karena mengharap ridha-Nya. Ikhlas adalah ruh suatu amal, dan jika suatu amal itu tidak didasari dengan ikhlas berarti amalnya ditolak oleh Allah. Lawan ikhlas dalam beramal adalah riya dalam beramal, yaitu melakukan amalan untuk mengabdi kepada Allah tetapi disertai ingin memperoleh pujian dan perhatian dari manusia. Amalan yang didasari dengan riya’ tidak diterima Allah dan amalannya tertolak.
Allah berfirman dalam Al Qur’an yang artinya :

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus  dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.(Q.S al Bayyinah ; 5 )

============================================================
Allah, yang, dari, kepada, adalah, ini, Islam, God, Muslims, orang, Arabic, kita, mereka, oleh, ada, maka, bahwa, Nya, manusia, saya ,Islam, yang, ini, adalah, Muslim, dari, orang, Allah, mereka, oleh, atau, kepada, kita, lain yang, islam, karena, pada, ada, bisa, Muhammad,yang, Takwa, adalah, orang, takwa, dari, ini, kepada, kita, mereka, pada, atau, bisa, juga, Kantata, saya, bahwa, ada, akan, Allah,yang, dari, Dzikir, adalah, Allah, ini, kepada, oleh, orang, pada, dzikir, atau, mereka, ada, akan, kita, bisa, Islam, maka, karena

read more "Bertakwa kepada Allah"

Tuesday, March 29, 2011

PERTANYAAN ALLAH KEPADA MANUSIA

Dari Al Amsy , dari Said bin Abdullah , dari Barzah Al Islami, ia berkata Rasulullah bersabda :
“tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam hingga ia ditanya tentang empat perkara. Tentang umurnya bagaimana ia menghabiskannya, tentang ilmu apa yang ia lakukan dengannya, tentang hartanya darimana ia mendapatkan dan kemana ia mwnginfakkannya, tentang jasmaninya bagaimana ia menggunakannya”. (HR. Tarmidzi )
                Hadis di atas menjelaskan tentang pertanyaan Allah yang akan diajukan kepada manusa di akhirat kelak. Pertanyaan tersebut akan berlaku kepada semua manusia tidak terkecuali. Pertanyaan tersebut akan berlaku dengan aktivitas kehidupan kita di dunia. Manusia tidak bisa berbohong atas pertanyaan yang diajukan Allah, semuanya terbuka, karena yang akan menjawab adalah anggota tubuh kita, sedangkan mulut kita dikunci. Sebagaimana firman Allah dalam QS Yaasin : 65

Artinya : “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”
Umur
Umur merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia dan wajib kita syukuri. Allah akan mempertanyakan umur kita, yaitu “ bagaimanakah kita menghabiskan umur itu selama hidup di dunia”. Pertanyaan tersebut harus kita renungkan bersama, apa yang sudah kita lakukan sampai hari ini dengan umur tersebut. Sementara jatah hidup kita sebagai umat Nabi Muhammad hanyalah sebentar, tidaklah begitu lama, sangat berbeda dengan umat terdahulu yang mencapai umur ratusan bahkan ribuan tahun. Sedangkan kematian merupakan hal yang sangat misterius, yang pasti akan dialami bagi semua makhluk Allah yang bernyawa tidak terkecuali.
Umur berkaitan dengan waktu, karena umur kita habiskan selama jatah hidup kita di alam fana ini. Akan tetapi, dalam mempergunakan umur , kebanyakan kita lalai dan menghabiskan hal yang tidak bermanfaat, sehingga Allah menggenaralisasi bahwa manusia itu dalam kerugian, kecuali hanya sebagian kecil. Sebagaimana firman Allah QS Al ‘Ashr : 1-3 :
Demi masa , sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
Demikian firman Allah di atas mengatakan bahwa manusia dalam kerugian kecuali orang yang beriman, beramal shaleh yang senantiasa menasihati dalam kebenaran dan menasehati dalam kesabaran.
Ilmu
Allah akan mempertanyakan tentang ilmu kita. Apa yang sudah kita lakukan dengan ilmu yang kita miliki. Apakah ilmu itu akan semakin menjauhkan kita dari Allah SWT atau membuat kita lupa kepada Allah. Ilmu itu sejatinya akan membuat kita selalu dekat kepada Allah, karena semua ilmu itu sejatinya berasal dari Allah.
Akan tetapi,  ilmu yang jarus menjadi pondasi bagi kita dalam mengarungi kehidupan ini adalah ilmu agama. Karena ilmu agama akan membimbing manusia memiliki moral yang baik. Sebagaimana para ulama terdahulu, kalau kita membca biografi mereka, kita akan mengetahui bahwa ilmu yang pertama kali mereka kuasai adalah ilmu agama. Selanjutnya mereka akan mengembangkan kepada ilmu-ilmu yang lain, seperti fisika, matematika, astronomi , kedokteran dll.
Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakAllah yang dapat menerima pelajaran. (QS Azzumar :9)
Harta
Harta yang sejatinya kita miliki adalah harta yang kita belanjakan dijalan Allah. Itulah yang akan kita bawa setelah meninggalkan dunia yang fana ini dan sekaligus sebagai amal ibadah yang akan menemani diri kita. Semua harta yang kita miliki di dunia ini , yang kita cari dan kita kumpulkan bertahun-tahun dengan rasa capai dan keringat yang kita tinggalkan, yang akan kita bawa adalah amalan shaleh kita. Maka ketika kita memiliki kelebihan harta kita infakkan sebagai amal ibadah kita. Hal tersebut sebagai bentuk rasa sukur kita kepada Allah SWT. Janji Allah kepada orang yang pandai bersyukur dalam QS Ibrahim : 7

 Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Jasmani
Jasmani merupakan wadah sebagai tempat semayam ruh bagi kehidupan di dunia. Jasmani fisik yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Jasmani merupakan amanah yang harus kita jaga dan pelihara sebaik-baiknya. Karena ketika Allah bertanya kepada kita tentang jasmani yang kita miliki, maka yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan Allah ialah anggota tubuh kita, sebagaimana firman Allah QS Yaasiin ayat 65 di atas.

==========================================================================
Allah, yang, dari, kepada, adalah, ini, Islam, God, Muslims, orang, oleh, Arabic, kita, maka, mereka, Nya, saya, ada, bahwa, telah,yang, umur, dari, ini, pada, tahun, adalah, bisa, atau, juga, lebih, Umur, saya, usia, akan, anak, sudah, kita, lain yang, mereka, yang, dari, ada, ini, kepada, orang, atau, adalah, Allah, mereka, pada, oleh, telah, saya, ayat, karena, kita, membaca, Surah, akan,Islam, yang, ini, adalah, dari, Muslim, orang, Allah, kepada, mereka, oleh, kita, lain yang, ada, atau, islam, karena, pada, Muhammad, kamu


read more "PERTANYAAN ALLAH KEPADA MANUSIA"

Monday, March 28, 2011

Hikmah Hijrah

وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الأرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ
فَقَدْ وَقَعَ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ
أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telahtetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS. An Nisaa : 100 )

Setiap pekerjaan yang dilakukan seseorang pasti mempunyai motivasi atau niat. Hal ini pernah ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW, ketika seorang sahabatnya berhijrah dari Mekah ke Madinah : “ Setiap pekerjaan harus atau pasti disertai oleh niat karena Allah, hijrahnya akan dinilai demikian. Dan barangsiapa berhijrah didorong oleh keinginan mendapat keuntungan duniawi atau karena ingin mengawini wanita, maka hijrahnya dinilai sesuai dengan tujuan tersebut.
Ketika Nabi dan para sahabatnya berhijrah, motivasi utama mereka adalah guna memperoleh Ridha Allah SWT, yang diyakini maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. Menjelang hijrah, kaum muslim berada pada posisi yang lemah dan teraniaya. Namun, keyakinan mereka akan datangnya kemenangan tidak pernah sirna. Hal ini disebabkan tebalnya iman mereka kepada Allah yang Maha Kuasa.
Hijrah Rasulullah telah berlalu empat belas abad lamanya. Namun, dari hijrah dan celah-celah peristiwanya, banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik. Berikut ini beberapa pelajaran diantaranya.
Pengorbanan
Ketika Rasul SAW menyampaikan kepada Abu Bakar bahwa Allah SWT memerintahkan untuk berhijrah, dan mengajak sahabatnya itu untuk berhijrah bersama, Abu Bakar menangis kegirangan. Dan, seketika itu juga ia membeli dua ekor unta dan menyerahkannya kepada Rasul SAW. Terjadilah dialog berikut :
 “Aku tidak akan mengendarai unta yang bukan milikku. “
“Unta ini kuserahkan untukmu.”
“Baiklah, tapi aku akan membayar harganya.”
Setelah Abu Bakar bersikeras agar unta itu diterima sebagai hadiah, namun Nabi SAW tetap menolak, Abu bakar pada akhirnya setuju untuk menjualnya. Mengapa nabi bersikeras untuk menjualnya? Dan, bukankah Nabi SAW selalu menerima hadiah dan pemberian Abu Bakar? Disini terdapat suatu pelajaran yang sangat berharga.
Rasulullah SAW ingin mengajarkan bahwa untuk mencapai suatu usaha yang besar, dibutuhkan pengorbanan maksimal dari setiap orang. Beliau bermaksud hijrah dengan segala daya, tenaga, pikiran, materi dan bahkan nyawa yang dimilikinya. Dengan membayar unta itu, Nabi mengajarkan kepada Abu Bakar dan kepada kita bahwa dalam mengabdi kepada Allah, janganlah mengabaikan sedikit kemampuan pun, selama kita masih mempunya kemampuan itu. “Sesungguhnya kepada Tuhanmulah tempat kembali .“
Makna Hidup
Apa sebenarnya arti hidup menurut agama? Hidup bukan sekadar menarik dan menghembuskan napas. Ada orang yang telah terkubur, tetapi oleh Al Quran masih dinamai “ orang yang hidup dan mendapat rezeki”. (QS 3 : 169) . Demikian juga sebaliknya,  ada orang yang menarik dan menghembuskan napas, namun dianggap sebagai “orang-orang mati” (QS 35 : 22)
Hidup dalam pandangan agama adalah berkesinambungan dunia dan akhirat dalam keadaan bahagia, berkesinambungan yang melampaui usia di dunia ini. Sehingga dengan demikian tiada arti hidup seseorang apabila ia tidak menyadari bahwa ia mempunyai kewajiban yang lebih besar, yang melebihi kewajiban hari ini. Setiap orang beriman wajib mempercayai dan menyadari bahwa disamping wujudnya masa kini, masih ada wujud yang lebih kekal, dan dapat menjadi wujud yang lebih indah dari semua ini.
Tawakal dan Usaha
Ketika Rasul SAW bersama Abu Bakar bersembunyi di gua Tsur dan para pengejar merka telah berdiri di mulut gua tersebut. Abu Bakar menjadi gusar dan gentar. Rasulullah menenangkannya.”Jangan kuatir dan bersedih hati, sesungguhnya Allah bersama kita. Keadaan ini bertolak belakang dengan apa yang kemudian terjadi dalam peperangan Badr , sekitar satu setengah tahun setelah peristiwa hijrah ini. Ketika itu yang kuatir dan gusar adalah Nabi Muhammad SAW, sedangkan Abu Bakar yang menenangkan beliau.
Disini, kita mendapatkan pelajaran yang menangkut arti hakikat keagamaan. Dua peristiwa yang berbeda di atas menuntut pula dua sikap kejiwaan yang berbeda dan keduanyadiperankan sangat jitu oleh nabi Muhammad SAW. Kedua hakikat agama itu adalah Tawakal dan Usaha

Tentu masih banyak pelajaran dan hikmah yang dapat diambil dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW sehingga wajar jika menjadikan Umar bin Khattab menjadikan peristiwa tersebut sebagai awal kalender Islam.
==================================================================
yang, dari, Hijrah, ini, Islam, adalah, orang, hijrah, juga, kepada, mereka, pada, bisa, lain yang, oleh, Allah, bahwa, kita, lebih, atau, Islam, yang, dari, ini, adalah, Muslim, orang, kepada, mereka, Allah, kita, lain yang, oleh, pada, ada, atau, Muhammad, kamu, karena, God,Muhammad, Islam, Mecca, Muslims, prophet, Medina, yang, God, revelations, Allah, Qur'an, dari, followers, adalah, Meccans, death, ini, Prophet, Arabia, tribes,Allah, dari, kepada, yang, ini, adalah, Islam, God, orang, Muslims, Arabic, kita, maka, mereka, oleh, Nya, saya, ada,
read more "Hikmah Hijrah"